Makalah fisika
LISTRIK DINAMIS
Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur
kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan
satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus
pada rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat
arus yang keluar. sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap
ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan.
Pada rangkaian seri tegangan sangat
tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak
berpengaruh pada hambatan. semua itu telah dikemukakan oleh hukum kirchoff yang
berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus
listrik yang keluar". berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan cara mengukur
tegangan listrik adalah kuat arus × hambatan. Hambatan nilainya selalu sama
karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki satuan volt(V)
dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah Ohm.
A.
ARUS LISTRIK
Arus
listrik adalah banyaknya muatan
listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron,
mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit
listrik tiap satuan waktu. Arus listrik (I) yang
mengalir melalui penghantar didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik (Q)
yang mengalir setiap satuan waktu (t).
I = Q/t
|
Secara matematis dapat dituliskan:
I = arus listrik (A) Q = muatan listrik (C) t = selang waktu |
Contoh cara menghitung arus listrik:
1. Pada
suatu penghantar mengalir muatan listrik sebanyak 60 coulomb selama 0,5 menit. Hitunglah besar
arus listrik yang mengalir pada penghantar tersebut ?
Penyelesaian:
Diketahui: Q = 60 C
t = 0,5 menit
= 30 sekon
Ditanyakan: I = ........ ?
Dijawab:
Diketahui: Q = 60 C
t = 0,5 menit
= 30 sekon
Ditanyakan: I = ........ ?
Dijawab:
I = Q/t
I = 60 / 30
I = 2 ampere
Jadi besar kuat arus listrik yang mengalir pada penghantar 2
ampere.
Arus
listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh
arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam
satuan mikroAmpere (μA) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang
sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir.
Dalam kebanyakan sirkuit arus
searah dapat diasumsikan resistansi terhadap
arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit
bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum
Ohm.
Arus
listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional.
Satuan internasional untuk arus listrik
adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan
sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar
2 x 10-7 Newton/meter di
antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat
diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.
Arus yang mengalir masuk suatu
percabangan sama dengan arus yang mengalir keluar dari percabangan
tersebut. i1 + i4 = i2 + i3
Untuk arus yang
konstan, besar arus I dalam Ampere dapat diperoleh dengan
persamaan:
I=Q/t
Sedangkan secara umum,
arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu adalah
I =dQ/dt
Dengan demikian, dapat
ditentukan jumlah total muatan yang dipindahkan pada rentang waktu 0
hingga t melalui integrasi:
Sesubesaran skalar karena
baik muatan (Q) maupun waktu (t) merupakan besaran
skalar. Dalam banyak hal sering digambarkan arus listrik dalam suatu
sirkuit menggunakan panah, salah satunya seperti pada diagram di atas.
Panah tersebut bukanlah vektor dan
tidak membutuhkan operasi vektor. Pada diagram di atas ditunjukkan arus
mengalir masuk melalui dua percabangan dan mengalir keluar melalui dua
percabangan lain. Karena muatan listrik adalah kekal maka
total arus listrik yang mengalir keluar haruslah sama dengan arus listrik yang
mengalir ke dalam sehingga i1 + i4 = i2 + i3.
Panah arus hanya menunjukkan arah aliran sepanjang penghantar, bukan arah
dalam ruang.
Arah arus
DeFinisi arus listrik
yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-) baterai (kebalikan
arah untuk gerakan elektronnya)
Pada
diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel bermuatan
positif (muatan positif) atau disebut dengan istilah arus konvensional.
Pembawa muatan positif tersebut akan bergerak dari kutub positif baterai menuju
ke kutub negatif. Pada kenyataannya, pembawa muatan dalam sebuah
penghantar listrik adalah partikel-partikel elektron bermuatan
negatif yang didorong olehmedan
listrik mengalir berlawan arah dengan arus konvensional. Sayangnya,
dengan alasan sejarah, digunakan konvensi berikut ini:
Panah arus digambarkan searah dengan
arah pergerakan seharusnya dari pembawa muatan positif, walaupun pada
kenyataannya pembawa muatan adalah muatan negatif dan bergerak pada arah
berlawanan.
Konvensi demikian dapat digunakan
pada sebagian besar keadaan karena dapat diasumsikan bahwa pergerakan pembawa
muatan positif memiliki efek yang sama dengan pergerakan pembawa muatan
negatif.
Rapat
arus
Rapat
arus (bahasa Inggris: current
density) adalah aliran muatan pada suatu luas penampang tertentu di suatu
titik penghantar.]Dalam SI, rapat arus memiliki
satuan Ampere per meter persegi (A/m2).
di mana I adalah
arus pada penghantar, vektor J adalah rapat arus yang memiliki arah
sama dengan kecepatan gerak muatan jika muatannya positif
dan berlawan arah jika muatannya negatif, dan dA adalah vektor luas
elemen yang tegak lurus terhadap elemen. Jika arus listrik seragam
sepanjang permukaan dan sejajar dengan dA maka J juga
seragam dan sejajar terhadap dA
di mana A adalah
luas penampang total dan J adalah rapat arus dalam satuan A/m2.
Kelajuan hanyutan
Saat
sebuah penghantar tidak dilalui arus listrik, elektron-elektron di dalamnya
bergerak secara acak tanpa perpindahan bersih
ke arah mana pun juga. Sedangkan saat arus listrik mengalir melalui
penghantar, elektron tetap bergerak secara acak namun mereka cenderung hanyut
sepanjang penghantar dengan arah berlawanan dengan medan
listrik yang menghasilkan aliran arus. Tingkat kelajuan
hanyutan (bahasa Inggris: drift speed)
dalam penghantar adalah kecil dibandingkan dengan kelajuan gerak-acak, yaitu
antara 10-5 dan 10-4 m/s dibandingkan dengan sekitar
106 m/s pada sebuah penghantar tembaga.
TEGANGAN
LISTRIK
Sumber
tegangan listrik yaitu peralatan yang dapat menghasilkan beda potensial listrik
secara terus menerus. Beda potensial listrik diukur dalam satuan volt
(V). Alat yang digunakan adalah volmeter.
Beda potensial adalah
usaha yang digunakan untuk memindahkan satuan muatan listrik . hubungan
antara energi listrik, muatan listrik dan beda potensial dapat dituliskan dalam
persamaan:
V= W/ Q
V = Beda potensial
listrik dalam volt (V)
W = energi listrik
dalam joule (J)
Q = muatan listrik
dalam coulomb (C).
Arus listrik hanya akan terjadi
dalam penghantar jika antara ujung-ujung penghantar terdapat beda potensial
(tegangan listrik). Alat ukur beda potensial listrik adalah volmeter. Dalam
rangkaian voltmeter dipasang paralel dengan hambatan (beban).
Contoh, Beda potensial antara ujung
penghantaradalah 12 volt, hitunglah besarnya energi listrik jika jumlah muatan
yang mengalir sebesar 4 coulomb.
Diketahui:
V = 12 volt
Q = 4 C
W = ?
Jawab:
W = V. Q
W = 12 volt x 4 C
W = 48 joule
Dalam rangkaian tertutup pemasangan
voltmeter dan amperemeter dapat dilakukan bersama-sama. Voltmeter dipasang
paralel terhadap hambatan dan amperemeter dipasang seri terhadap hambatan. Di
laboratorium volmeter dapat dibuat dari rangkaian basic mater dan multiplier,
sedangkan ampere meter dapat di buat dari rangkaian basic meter dan shun. Baik
shun maupun multiplier memiliki batas ukur. Oleh karena itu dalam pembacaan
sekalanya perlu diperhatikan antara batas ukur dan pembacaan pada skala basic
meter. Berikut ini cara menggunakan basic meter dan cara pembacaannya.
Dalam rangkaian listrik, volt meter
dipasang paralel terhadap alat listrik.
Jika voltmeternya
dengan menggunakan kombinasi basic meter dan multiplier, maka pembacaan hasil
pengukurannya perlu memperhatikan sekala maksimum dan batas ukurnya.
Batas ukur maksimumnya
= 10 volt
Sekala maksimumnya =
30 volt
Pengukuran dengan menggunakan basic
mater dan multiplier yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Contoh, Batas ukur
multiplier adalah 12 volt, skala maksimum basik meter adalah 120 volt, jika
jarum pada saat digunakan menunjukkan angka 40, maka hitunglah besrnya tegangan
listrik yang terukur
Diketahui:
Batas ukur : 12 volt
Skala maksimum : 120
volt
Pembacaan skala = 40
Jawab:
Hasil
pengukuran = (12/120) x 40 volt
=
0,1 x 40 volt
=
4 volt
B. Hukum Ohm
Aliran arus listrik dalam suatu
rangkaian tidak berakhir pada alat listrik. tetapi melingkar kernbali ke sumber
arus. Pada dasarnya alat listrik bersifat menghambat alus listrik. Hubungan
antara arus listrik, tegangan, dan hambatan dapat diibaratkan seperti air yang
mengalir pada suatu saluran. Orang yang pertama kali meneliti hubungan antara
arus listrik, tegangan. dan hambatan adalah Georg Simon Ohm (1787-1854)
seorang ahli fisika Jerman. Hubungan tersebut lebih dikenal dengan sebutan
hokum ohm.
Setiap arus yang mengalir melalui
suatu penghantar selalu mengalami hambatan. Jika hambatan listrik dilambangkan
dengan R. beda potensial V, dan kuat arus I, hubungan antara R, V, dan I secara
matematis dapat di tulis :
Sebuah
penghantar dikatakan mempunyai nilai hambatan 1 Ω jika tegangan 1 V di antara
kedua ujungnya mampu mengalirkan arus listrik sebesar 1 A melalui konduktor
itu. Data-data percobaan hukum Ohm dapat ditampilkan dalam bentuk grafik
seperti gambar di samping. Pada pelajaran Matematika telah diketahui bahwa
kemiringan garis merupakan hasil bagi nilai-nilai pada sumbu vertikal (ordinat)
oleh nilai-nilai yang bersesuaian pada sumbu horizontal (absis). Berdasarkan
grafik, kemiringan garis adalah α = V/T Kemiringan ini tidak lain adalah nilai
hambatan (R). Makin besar kemiringan berarti hambatan (R) makin besar.
Artinya,
jika ada suatu bahan dengan kemiringan grafik besar. bahan tersebut makin sulit
dilewati arus listrik. Komponen yang khusus dibuat untuk menghambat arus
listrik disebut resistor (pengharnbat). Sebuah resistor dapat dibuat agar
mempunyai nilai hambatan tertentu. Jika dipasang pada rangkaian sederhana,
resistor berfungsi untuk mengurangi kuat arus.
Namun,
jika dipasang pada rangkaian yang rumit, seperti radio, televisi, dan komputer,
resistor dapat berfungsi sebagai pengatur kuat arus. Dengan demikian,
komponen-komponen dalam rangkaian itu dapat berfungsi dengan baik. Resistor
sederhana dapat dibuat dari bahan nikrom (campuran antara nikel, besi. krom,
dan karbon). Selain itu, resistor juga dapat dibuat dari bahan karbon. Nilai
hambatan suatu resistor dapat diukur secara langsung dengan ohmmeter. Biasanya,
ohmmeter dipasang hersama-sama dengan amperemeter dan voltmeter dalam satu
perangkat yang disebut multimeter. Selain dengan ohmmeter, nilai hambatan
resistor dapat diukur secara tidak langsung dengan metode ampere meter / volt
meter.
C.
Daya
hantar listrik
Berdasarkan
percobaan di atas. dapat disimpulkan bahwa besar hambatan suatu kawat penghantar
1. Sebanding dengan panjang kawat penghantar. artinya makin panjang penghantar,
makin besar hambatannya, 2. Bergantung pada jenis bahan kawat (sebanding dengan
hambatan jenis kawat), dan 3. berbanding terbalik dengan luas penampang kawat,
artinya makin kecil luas penampang, makin besar hambatannya. Jika panjang kawat
dilambangkan ℓ, hambatan jenis ρ, dan luas penampang kawat A. Secara matematis,
besar hambatan kawat dapat di tulis :
Nilai hambatan suatu penghantar tidak bergantung pada beda potensialnya. Beda potensial hanya dapat mengubah kuat arus yang melalui penghantar itu. Jika penghantar yang dilalui sangat panjang, kuat arusnya akan berkurang. Hal itu terjadi karena diperlukan energi yang sangat besar untuk mengalirkan arus listrik pada penghantar panjang. Keadaan seperti itu dikatakan tegangan listrik turun. Makin panjang penghantar, makin besar pula penurunan tegangan listrik.
D.
Hukum I Kirchoff
Arus listrik yang melalui suatu
penghantar dapat kita pandang sebagai aliran air sungai. Jika sungai tidak
bercabang, jumlah air di setiap tempat pada sungai tersebut sama. Demikian
Halnya dengan arus listrik.
Jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan tersebut. Pernyataan itu sering dikenal sebagai hukum I Kirchoff karena dikemukakan pertama kali oleh Kirchoff. Maka diperoleh persamaan :
E.
Rangkaian Hambatan
·
Rangkaian Seri
Berdasarkan hokum Ohm : V = IR, pada
hambatan R1 terdapat tegangan V1 = IR1 dan
pada hambatan R2 terdapat tegangan V2 = IR2.
Karena arus listrik mengalir melalui hambatan R1 dan hambatan R2,
tegangan totalnya adalah VAC = IR1 + IR2 Mengingat
VAC merupakan tegangan total dan kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian
seperti di atas (rangkaian tak bercabang) di setiap titik sama maka :
VAC =
IR1 + IR2
I R1 = I(R1 + R2)
R1 = R1 + R2 ; R1 = hambatan total
I R1 = I(R1 + R2)
R1 = R1 + R2 ; R1 = hambatan total
Rangkaian seperti di atas disebut rangkaian seri. Selanjutnya, R1 ditulis Rs (R seri) sehingga Rs = R1 + R2 +...+Rn, dengan n = jumlah resistor. Jadi, jika beberapa buah hambatan dirangkai secara seri, nilai hambatannya bertambah besar. Akibatnya, kuat arus yang mengalir makin kecil. Hal inilah yang menyebabkan nyala lampu menjadi kurang terang (agak redup) jika dirangkai secara seri. Makin banyak lampu yang dirangkai secara seri, nyalanya makin redup. Jika satu lampu mati (putus), lampu yang lain padam.
·
Rangakaian Paralel
Mengingat hokum Ohm : I = V/R dan I
= I1 + I2, maka :
Pada rangkaian seperti di atas (rangkaian bercabang), V AB =V1 = V2 = V. Dengan demikian, diperoleh persamaan :
Rangkaian yang menghasilkan persamaan seperti di atas disebut rangkaian paralel. Oleh karena itu, selanjutnya Rtditulis Rp (Rp = R paralel). Dengan demikian,
diperoleh
persamaan:
Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangkaian paralel, nilai hambatan total (Rp) lebih kecil dari pada nilai masing-masing hambatan penyusunnya (R1 dan R2). Oleh karena itu, beberapa lampu yang disusun secara paralel sama terangnya dengan lampu pada intensitas normal (tidak mengalami penurunan). Jika salah satu lampu mati (putus), lampu yang lain tetap menyala.






Tidak ada komentar:
Posting Komentar